Rabu, 04 Mei 2011

TALENTA INDONESIA DI BIDANG KORUPTOR

Memang luar biasa pencapaian Indonesia di dalam bidang koruptor. Bagaimana tidak dari ratusan jumlah negara di Dunia, Indonesia menduduki urutan lima terbesar. “Cukup eksis rupanya Indonesia”. Negara ini memang menjadi ladang yang subur bagi para umat manusia yang memiliki keahlian di bidang koruptor. Setiap tahun Indonesia pasti mencetak koruptor-koruptor handal yang telah bergelut selama bertahun-tahun lamanya. Belum selesai dengan masalah Gayus Tmbunan, kini talenta baru seperti Melinda Dee dan sekretaris Menpora tengah melambung tinggi namanya di media masa. “Apakah generasi yang seperti ini yang di rencanakan Indonesia”. Seharusnya kita bercermin dari negara korea dan Jepang. Dimana para pelaku koruptornya bahkan ada yang dihukum mati. Selain itu juga para pelaku koruptor ada yang sampai melakukan bunuh diri dikarenakan malu dengan apa yang telah diperbuatnya. Lain halnya di Indonesia, para pelaku koruptor malah diberikan pelayanan yang khusus. Penyakit dari koruptor memang terletak pada perilaku setiap individu yang tertanam didalam otak mereka. Jadi cara yang layak dan sopan untuk menghilangkan para koruptor dengan memberikan hukuman mati.

TALENTA INDONESIA DI BIDANG KORUPTOR

Memang luar biasa pencapaian Indonesia di dalam bidang koruptor. Bagaimana tidak dari ratusan jumlah negara di Dunia, Indonesia menduduki urutan lima terbesar. “Cukup eksis rupanya Indonesia”. Negara ini memang menjadi ladang yang subur bagi para umat manusia yang memiliki keahlian di bidang koruptor. Setiap tahun Indonesia pasti mencetak koruptor-koruptor handal yang telah bergelut selama bertahun-tahun lamanya. Belum selesai dengan masalah Gayus Tmbunan, kini talenta baru seperti Melinda Dee dan sekretaris Menpora tengah melambung tinggi namanya di media masa. “Apakah generasi yang seperti ini yang di rencanakan Indonesia”. Seharusnya kita bercermin dari negara korea dan Jepang. Dimana para pelaku koruptornya bahkan ada yang dihukum mati. Selain itu juga para pelaku koruptor ada yang sampai melakukan bunuh diri dikarenakan malu dengan apa yang telah diperbuatnya. Lain halnya di Indonesia, para pelaku koruptor malah diberikan pelayanan yang khusus. Penyakit dari koruptor memang terletak pada perilaku setiap individu yang tertanam didalam otak mereka. Jadi cara yang layak dan sopan untuk menghilangkan para koruptor dengan memberikan hukuman mati.

PENJAJAHAN YANG MODERN

Indonesia memang negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Banyak barang tambang yang vital seperti minyak, gas alam dan emas berada ditanah maupun dilaut Indonesia. Masih banyak keindahan dari ribuan pulau di Indonesia yang belum kita eksplorasi untuk pariwisata. Namun kesempurnaan negara ini hanya 10% yang dapat dinikmati oleh masyarakatnya. Masa penjajahan memang telah berlalu, tapi penjajahan di Indonesia masih berlanjut hingga saat yang belum ditentukan. Hal ini dikarenakan banyak barang tambang Indonesia seperti emas, minyak, gas alam dan lain-lain yang dirauk sepuas-puasnya dan dinikmati oleh negara lain. Apakah para pemimpin tidak sadar dengan kebijakan yang telah mereka pilih. “Apakah masyarakat kita cukup mengetahui bahwa negara ini kaya tanpa merasakan kekayaan itu sendiri?”. Memang teknik penjajahan saat ini telah jauh berkembang, dari sistem kontak fisik menjadi sistem politik.

SELALU MENJADI “KONSUMEN”

Indonesia merupakan negara konsumen terbesar, dimana setiap produk keluaran terbaru entah dari bidang teknologi, otomotif, fashion maupun yang lain langsung diserbu oleh masyarakat Indonesia. Hal ini memang tak dapat kita pungkiri, karena sebelum maupun sesudah barang itu dipamerkan atau dipromosikan pasti beberapa hari kemudian kita sudah dapat melihat barang itu telah dimiliki oleh masyarakat. Seperti halnya motor, banyak motor keluaran terbaru yang langsung dapat kita lihat melintas di jalan. “Padahal orang Indonesia kaya-kaya, tapi mengapa masih banyak yang mengalami kelaparan dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak?”. “Apakah kita tidak berkeinginan menjadi negara produsen yang memproduksi ratusan maupun ribuan teknologi baru?”. Itulah yang terjadi di negara ini, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Hal ini disebabkan kesenjangan sosial yang terlalu jauh jaraknya diantara setiap individu. Dimana setiap masyarakat terus bersaing untuk menjadi yang terhebat dengan memiliki produk baru bukan dengan ilmu yang baru.