Minggu, 05 Juni 2011

Kendala Yang Dihadapi Dalam Penulisan Ilmiah

Pada semester ini saya menghadapi penulisan ilmiah yang merupakan persyaratan untuk menempuh S1. Dalam penulisan ilmiah ini saya akan membuat alat pintu garasi otomatis dengan menggunakan mikrokontroler AT89s51. Kendala utama yang dihadapi dalam penulisan ilmiah ini adalah dalam pembuatan alat. Dimana komponen yang dibutuhkan tidak semuanya mudah untuk didapatkan di tempat biasa, jadi mau tidak mau kita harus mencarinya di daerah Kota. Selain itu dalam pembuatan alat jarang yang langsung berhasil atau berjalan dengan sempurna. Belum lagi kendala-kendala yang lain untuk membuat alat seperti butuhnya dana yang cukup banyak dan terbatasnya jadwal konsultasi untuk penulisan makalah. Jika jadwal konsultasi yang telah ditetapkan telah berakhir, terpaksa kita harus menghampiri dimana dosen itu berada. Beruntung bagi mahasiswa yang memiliki dosen pembimbing yang bekerja atau memiliki jadwal mengajar yang tidak terlalu jauh dari tempat ia tinggal atau kuliah. Sebagai contoh saya harus mendatangi dosen pembimbing saya yang berada di Kelapa Dua, dengan syarat kita harus membuat perjanjian terlabih dahulu dengan dosen tersebut.

INTERUPSI SEHARGA 2 MILYAR

Baru- baru ini kita menyaksikan PSSI melalui komite normalisasi menyelenggarakan hajat untuk memilih ketua, wakil dan komite eksekutif PSSI. Dalam acara yang bernilai 2 milyar itu tidak menghasilkan apapun selain hujan interupsi dari kelompok 78. Sungguh disayangkan dengan nominal sebesar itu tidak ada satu tujuan pun yang terlaksana. Kita dapat melihat tidak sehatnya para anggota yang menghadiri acara tersebut. Mungkin ini dikarenakan sudah tercampurnya PSSI dengan kepentinga-kepentingan pribadi bahkan dapat dimungkinkan kepentingan partai juga turut mewarnai induk sepak bola di Indonesia itu.

Memang sulit menjalankan suatu organisasi apabila telah tercampur kepentingan yang tidak mengutamakan golongan. Apa mereka tidak malu dengan sikap arogan mereka yang secara langsung disaksikan oleh rakyat Indonesia. Tidak hanya itu, dalam acara itu juga terdapat utsan FIFA yang turut menghadiri acara tersebut. Kejadian seperti itu jelas mencoreng nama Indonesia di dunia Internasional, seharusnya sikap mereka lebih sopan di depan utusan FIFA itu. Wajar jika utusan FIFA itu merasa dilecehkan pada acara tersebut. Kalau sudah begini kita hanya tinggal menunggu sangsi yang akan dikeluarkan FIFA untuk kita.

KESEDERHANAAN PEMIMPIN YANG MUNGKIN TAK SANGGUP DICONTOH PRESIDEN DI DUNIA

Siapa yang tidak mengenal presiden Iran “Ahmadinejad”, bagi saya dialah seorang presiden yang paling sederhana di Dunia ini. Di dalam tubuhnya memang mengalir darah seorang pemimpin yang benar-benar berkorban untuk rakyatnya. Hal ini terlihat dari sikapnya yang sangat sederhana. Sebagai contoh ia rela tidak merasakan gaji dari posisinya sebagai seorang presiden, selain itu ia juga menyumbangkan karpet mewah dari istana untuk masjid dan karpet masjid yang telah usang ditukar untuk menjadi alas di istana negaranya. Selain itu ada yang menarik dari sosok presiden Iran ini dalam hasil lembaga survei, kekayaan yang dimiliki oleh Ahmadinejad tidak terlalu banyak yaitu ia hanya memiliki mobil peugeot tahun 80-an dan pendapatanya bersumber dari hasil mengajarnya di salah satu Universitas di Iran yang jika dirupiahkan tidak lebih dari Rp. 2.500.000,-.

Di balik kesederhanaanya itu, bahkan ia sampai di takuti oleh negara sebesar Amerika. Dimana Amerika takut dengan proyek nuklir yang dikembangkan oleh negara itu. Sampai-sampai Amerika melepas puluhan mata-matanya di Iran, dan baru-baru ini Iran menagkap sekitar 40-an mata-mata Amerika. Selain itu masih banyak perilaku dari Ahmadinejad yang patut ditiru oleh para pemimpin di dunia ini. Memang begitulah seharusnya sosok dan perilaku seorang pemimpin yang ideal untuk memimpin suatu negara. Jangan menuntut keistimewaan dari kedudukan yang dimilikinya, bahkan sampai berucap kalau gaji seorang presiden itu kecil. “Memangnya menjadi seorang presiden untuk mendapatkan gaji yang besar?”.

Rabu, 04 Mei 2011

TALENTA INDONESIA DI BIDANG KORUPTOR

Memang luar biasa pencapaian Indonesia di dalam bidang koruptor. Bagaimana tidak dari ratusan jumlah negara di Dunia, Indonesia menduduki urutan lima terbesar. “Cukup eksis rupanya Indonesia”. Negara ini memang menjadi ladang yang subur bagi para umat manusia yang memiliki keahlian di bidang koruptor. Setiap tahun Indonesia pasti mencetak koruptor-koruptor handal yang telah bergelut selama bertahun-tahun lamanya. Belum selesai dengan masalah Gayus Tmbunan, kini talenta baru seperti Melinda Dee dan sekretaris Menpora tengah melambung tinggi namanya di media masa. “Apakah generasi yang seperti ini yang di rencanakan Indonesia”. Seharusnya kita bercermin dari negara korea dan Jepang. Dimana para pelaku koruptornya bahkan ada yang dihukum mati. Selain itu juga para pelaku koruptor ada yang sampai melakukan bunuh diri dikarenakan malu dengan apa yang telah diperbuatnya. Lain halnya di Indonesia, para pelaku koruptor malah diberikan pelayanan yang khusus. Penyakit dari koruptor memang terletak pada perilaku setiap individu yang tertanam didalam otak mereka. Jadi cara yang layak dan sopan untuk menghilangkan para koruptor dengan memberikan hukuman mati.

TALENTA INDONESIA DI BIDANG KORUPTOR

Memang luar biasa pencapaian Indonesia di dalam bidang koruptor. Bagaimana tidak dari ratusan jumlah negara di Dunia, Indonesia menduduki urutan lima terbesar. “Cukup eksis rupanya Indonesia”. Negara ini memang menjadi ladang yang subur bagi para umat manusia yang memiliki keahlian di bidang koruptor. Setiap tahun Indonesia pasti mencetak koruptor-koruptor handal yang telah bergelut selama bertahun-tahun lamanya. Belum selesai dengan masalah Gayus Tmbunan, kini talenta baru seperti Melinda Dee dan sekretaris Menpora tengah melambung tinggi namanya di media masa. “Apakah generasi yang seperti ini yang di rencanakan Indonesia”. Seharusnya kita bercermin dari negara korea dan Jepang. Dimana para pelaku koruptornya bahkan ada yang dihukum mati. Selain itu juga para pelaku koruptor ada yang sampai melakukan bunuh diri dikarenakan malu dengan apa yang telah diperbuatnya. Lain halnya di Indonesia, para pelaku koruptor malah diberikan pelayanan yang khusus. Penyakit dari koruptor memang terletak pada perilaku setiap individu yang tertanam didalam otak mereka. Jadi cara yang layak dan sopan untuk menghilangkan para koruptor dengan memberikan hukuman mati.

PENJAJAHAN YANG MODERN

Indonesia memang negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Banyak barang tambang yang vital seperti minyak, gas alam dan emas berada ditanah maupun dilaut Indonesia. Masih banyak keindahan dari ribuan pulau di Indonesia yang belum kita eksplorasi untuk pariwisata. Namun kesempurnaan negara ini hanya 10% yang dapat dinikmati oleh masyarakatnya. Masa penjajahan memang telah berlalu, tapi penjajahan di Indonesia masih berlanjut hingga saat yang belum ditentukan. Hal ini dikarenakan banyak barang tambang Indonesia seperti emas, minyak, gas alam dan lain-lain yang dirauk sepuas-puasnya dan dinikmati oleh negara lain. Apakah para pemimpin tidak sadar dengan kebijakan yang telah mereka pilih. “Apakah masyarakat kita cukup mengetahui bahwa negara ini kaya tanpa merasakan kekayaan itu sendiri?”. Memang teknik penjajahan saat ini telah jauh berkembang, dari sistem kontak fisik menjadi sistem politik.

SELALU MENJADI “KONSUMEN”

Indonesia merupakan negara konsumen terbesar, dimana setiap produk keluaran terbaru entah dari bidang teknologi, otomotif, fashion maupun yang lain langsung diserbu oleh masyarakat Indonesia. Hal ini memang tak dapat kita pungkiri, karena sebelum maupun sesudah barang itu dipamerkan atau dipromosikan pasti beberapa hari kemudian kita sudah dapat melihat barang itu telah dimiliki oleh masyarakat. Seperti halnya motor, banyak motor keluaran terbaru yang langsung dapat kita lihat melintas di jalan. “Padahal orang Indonesia kaya-kaya, tapi mengapa masih banyak yang mengalami kelaparan dan tidak mendapatkan pendidikan yang layak?”. “Apakah kita tidak berkeinginan menjadi negara produsen yang memproduksi ratusan maupun ribuan teknologi baru?”. Itulah yang terjadi di negara ini, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Hal ini disebabkan kesenjangan sosial yang terlalu jauh jaraknya diantara setiap individu. Dimana setiap masyarakat terus bersaing untuk menjadi yang terhebat dengan memiliki produk baru bukan dengan ilmu yang baru.